Di suatu Negri antah berantah yang jauh nan di sana
hiduplah seorang penyihir jahat dalam taman tanpa air. Penyihir itu akan
semakin kuat dengan keyakinan penduduk desa yang meyakini keberadaannya
dalam taman tersebut. Kekuatan penyihir itu terlahir dari ketakutan penduduk
desa setempat.
Konon siapapun yang datang ke taman itu mengenakan
pakaian merah akan terkena kutukan sang penyihir jahat tersebut. Kutukan itu semakin kuat dengan hilangnya beberapa
penduduk yang nekat datang ke taman untuk menantang penyihir jahat.
Dan hasilnya tetap nihil! Mereka tidak ada yang berhasil
menantang sang penyihir jahat. Mereka hilang dan tidak kembali lagi setelah
pamit untuk pergi ke taman itu.
Hingga suatu hari, ada 6 orang sahabat berniat untuk
mematahkan mitos yang dikuatkan oleh penduduk desa dengan mendatangi
taman kutukan sambil mengenakan pakaian merah.
Sesampainya di taman itu mereka melihat ada hamparan
bunga tulip yang cantik sejauh mata memandang, dedaunan yang hijau dan pohon
yang rindang menjadi tempat paling nyaman untuk singgah di bawahnya.
"Hei lihat itu!" Ucap Zubair sambil menunjuk ke
arah hamparan bunga tulip di depan mata mereka.
"Iya Cantik." Serempak 4 wanita (Sa'ad, Bahja,
Winda dan Farah) menjawab sambil terkagum melihat keindahan taman itu.
"Aku heran mengapa taman secantik ini memiliki
kutukan penyihir jahat, yak?" Tanya Zia pada sahabat lainnya yang masih
terkagum dengan keindahan taman tersebut.
Mereka meyakini bahwa cerita tentang taman kutukan dan
penyihir jahat yang di ceritakan oleh ibu mereka adalah sebuah mitos besar yang
harus di patahkan. Karena menurut mereka ketakutan itulah yang menjadikan penduduk
desa semakin lemah dan kalah oleh mitos tersebut.
"Kita harus yakin, kita bisa!" Ucap Zia sambil
menatap tajam kearah yang lainnya "kita buktikan pada mereka bahwa kutukan
dan penyihir jahat adalah sebuah cerita rakyat yang tidak benar adanya"
lanjutnya
Sebelum melanjutkan perjalanan, mereka menanamkan sebuah
keyakinan besar dalam hati. Bahwa, mereka bisa membuktikan pada penduduk desa.
Taman kutukan dan penyihir jahat itu tidak ada dalam kehidupan nyata. Itu hanya
sebuah dongen buatan para orang terdahulu.
Setelah bertekad dalam hati. Mereka melanjutkan
perjalanan hingga bertemu di satu pohon yang paling besar diantara pohon-pohon
lainnya. Pohon itu sangat rindang dan terlihat menyeramkan karena
daun-daun yang begitu lebat dan gagah berdiri tegap seolah menghadang
perjalanan mereka untuk masuk ke dalam taman.
Tak lama angin yang tadinya sepoy-sepoy
berubah menjadi angin yang sangat besar dan menerbangkan semua dedaunan yang
terserak di bawah taman itu.
"Apa ini tanda bahwa penyihir itu ada?" Tanya
Farah ketakutan
"Tenang Far!" Tukas Winda sambil menggenggam
erat tangannya yang kedinginan akibat rasa takut. "Kita bisa!"
"Iya kita pasti bisa mengalahkan kutukan penyihir
jahat itu." Bahja mengiyakan perkataanku untuk kembali menenangkan farah.
Mereka masih mencoba untuk menerobos ke dalam taman yang
lebih dalam lagi, katanya penyihir itu tinggal di ujung taman. Jadi untuk memastikannya ke enam sahabat itu
harus masuk sampai di ujung taman.
“Bruugggggggggg”
Semua menoleh ke arah
suara yang sangat kencang itu, ternyata itu adalah suara dari dahan pohon besar
yang mereka lihat berdiri gagah itu mendadak jatuh. Suasana siang itu mendadak
horror. Mereka sudah mulai merasa ingin pulang dan tidak berani untuk
melanjutkannya.
“Pulang aja yuk!” Saad
yang selama perjalanan hanya diam kemudian mengucapkan ketakutannya.
“Yuk” Farah menyusul perkataan
Saad “bisa mati kita di sini! Kita gak bawa bekal apa-apa, kita Cuma modal
nekad loh! Pulang yuk!!!” Farah mengiba pada yang lainnya agar perjalanan yang
sudah setengah jalan itu diberhentikan.
“Duhhh… Jangan dong,
masa pulang sih” Zia angkat bicara
Zubair, Zia, Winda dan
Bahja menenangkan kedua sahabatnya yang
sedang ketakutan. Karena mereka berdua takut akan kebenaran kutukan taman itu.
Winda: “Kita harus yakin kalau kita bisa Sa, Far.”
Zubair: “Sejak awal
kita kan percaya bahwa taman kutukan dan penyihir jahat itu hanya sebatas
dongeng.”
Zia: “Dongen itu akan
kalah dengan keyakinan kita! Percayalah”
Bahja: “Sebentar lagi
kita akan menang menaklukan mitos penyihir jahat itu. Jangan menyerah ya. Kita
lanjut ya.”
Farah: “Oke. Kita lanjut perjalanan kita! Saad siap?!”
Saad: “Jika dengan kalian sebesar apapun badai di depan
sana aku siap menghadapinya”
Mereka tertawa riang
ketika berhasil mengembalikan keyakinan Farah dan Saad. Mereka kembali
menyusuri taman. Suasana di taman kembali indah, di depan sana mereka melihat
ada banyak bunga mawar yang sangat cantik. Keindahan taman lengkap ketika
bunga-bunga wawar di hinggapi oleh banyak kupu-kupu. Taman itu seperti taman
kupu-kupu.
Pemandangan indah itu
tidak berlangsung lama, sesaat kemudian mereka mendengar gemuruh suara air yang
sangat deras. Namun, mereka merasa aneh dengan suara itu karena yang mereka tahu di taman itu tidak
terdapat sumber mata air. Tapi, mereka malah mendengar suara air yang sangat
deras. Mereka mencari sumber mata air itu. Dan ternyata yang mereka lihat
adalah darah yang mengalir deras dari dahan pohon di taman itu.
“Semua tenang!!! Jangan
panik” Zubair mengambil alih komando pasukan mereka
Karena diantara keenam
sahabat tersebut Zubair dan Zia lah yang bertanggung jawab atas keselamatan
pasukannya.
“Kita datang dengan
lengkap dan harus pulang dengan formasi yang lengkap juga.” Zia menegaskan
“Kita hanya perlu
sedikit kekuatan untuk menaklukan ketakutan kita, untuk bisa mengalahkan semua
yang kita takuti.” Zubair menggenggam erat tangan Zia sambil jalan 5 langkah di
depan ke empat sahabat wanitanya.
Dan ajaib!!!!
Semua pohon yang
sebelumnya menyeramkan seolah ingin menerkam, langit gelap dengan sambaran
petir mendadak berubah 180derajat. Taman itu kembali cantik, pohon-pohon tidak
lagi menakutkan seperti beberapa menit sebelumnya.
“Sedikit lagi sampai.”
Zia menunjuk ke arah ujung jalan di depan sana
“Yeayyyyyyyyy!!!!!!”
Semua bersorak bahagia
“Kita Bisaaaaaa Sa.”
Farah terharu ketika melihat ujung taman sudah sampai
Kekuatan adalah
ketakutan yang bisa kita taklukkan, kita perlu mencari partner yang akan
menguatkan perjalanan ini untuk bisa menaklukkan dunia. Semua mitos tentang taman kutukan dan penyihir
jahat tidak terbukti kebenarannya. Keenam sahabat itu membuktikan dengan
selamatnya mereka hingga sampai di ujung taman dengan bersama.
Lalu bagaimana dengan
hilangnya orang-orang yang sebelumnya lebih dulu ingin membuktikan kutukan
taman dan penyihir jahat itu. Hingga hari ini tidak ada yang tahu kemana
hilangnya orang-orang itu.
***Tamat***
Winda S Septiana
021115||13.45
Kirim k Bobo atulah. Tp benahin dulu dikit
BalasHapus